Kamu..jika aku boleh menjawab....
jika desis hati itu karena pilunya kisah cinta...
hilangkanlah semua pedih itu karena dengan menangis pilu tak kan pernah menyelesaikan masalah apa-apa...
bukankah dengan menyimpan pilu membuat kita semakin menderita ???
Kamu..jika aku boleh menjawab....
jika kenangan manismu denganya bisa membuat dia tersenyum
sudah di pastikan dia ingat dan masih menyimpan kenangan itu dalam bingkai kenangannya...
Kamu.. ketika menyimak ceritamu..
sungguh ternyata rindu itu tak seringan yang ada dipikiranku...
apakah itu kegilaan dari apa yang disebut dengan rindu???
Kamu..jika aku boleh menjawab lagi....
ketahuilah wahai sohibku...
sesuatu yang tak jadi milikmu lagi tak penting untuk kau pikirkan
apalagi membuatmu jatuh dalam jurang kegalauan..
Kamu...tatkala ku simak lagi ceritamu...
terkadang memang ada waktu ketika kita harus pergi meninggalkan orang yang dicinta
itu bukan berarti kita tidak lagi mencintai dia, melainkan sebegitu besar rasa cinta hingga kita merasa dia tidak bisa bahagia selagi bersama kita...
itu wajar...tapi lebih wajar lagi jika kita tidak merusak diri dengan menyakiti jiwa raga dibalik kisah suci cinta sejati....
Kamuu....Jika aku boleh menjawab...
ketika airmata menetes jatuh tak selamanya berarti sengsara
ada kalanya tetesan itu berarti luapan bahagia yang tiada tara..
untuk itu berusaha lah air mata itu tumpah teruntuk rasa bahagia..
Keep Spirit ^_^
rangkaian kata ini terlahir sebagai jawaban komentar tatkala seseorang yang nge tag sebuah puisi di fbku...
puisinya sebagai berikut...
KAMU.....BOLEH AKU BERTANYA..??
Dahulu desis hati ku kisah
pilunya kerana kasih cinta dan nista itu masih bersama ku.. Bukan hasrat
ku bermain kata menulis puisi cinta tapi ianya teras agas puisi hiba
alunan jiwa ku yang merindu kasih. Laksana sang pungguk yang melihat
indahnya bulan tapi tak terdakap lalu menyiulkan bunyi panggilan sayu..
Aku pilih untuk berkata bahasa pilu sebagai ganti puisi ...cinta
yang seharusnya menjadi mainan pujaan jiwa ku.. Yang jelas atlasnya itu
puisi hati, kata hati ku yang duka pilu mengenang nostalgia yang
kata-kata cinta terbenam dibenaknya..
Merindukah aku?
Merindukah kamu? Tiada yang dapat menyangkal lumrah insani yang indah di
helaian kutub hati. Bukan puisi tentang cinta tapi bait kata-kata puisi
hati yang telus jelas nyata membalikkan sesuatu yang disebaliknya. Aku
jujur.. Kamu juga jujur mahunya tanpa perlu tahu tentang hiba hinanya
aku
Kamu.. boleh aku bertanya?
Adakah kamu tidak
pernah terfikir tentang aku? Apakah kamu tidak pernah terlintas akan
nama ku, senyuman ku, kasih sayang ku di mainan jalanan hari-hari mu?
Tiadakah sekelumit kenangan manis antara kita dahulu yang bisa membuat
kamu tersenyum?
Kamu.. boleh aku bercerita?
Aku rindu
kamu, sentiasa ingat kamu.. Kadang tikanya ada yang berlalu melintasiku
memakai bauan minyak wangi yang dulunya pernah kamu pakai, akan ku toleh
dan mengikutinya dalam diam sambil menghidu bau nya di angin dan tanpa
sedar air mata jernih ku mengalir.. ingat kan kamu... ingat kan kamu..
rindu sungguh pada kamu..
Kamu.. boleh aku bertanya lagi..?
Kamu bahagia di sana? Kamu gembira di sana? Senyumkah kamu di sana?
Tawa kah kamu di alam tanpa ku? Telah ketemu kah selaut bahagia yang
kamu cari, seluas angkasa indah yang kamu dambakan? Sejuta ketenangan
hati yang kamu impikan?
Kamu.. boleh aku bercerita lagi?
Aku rindu kamu, sentiasa memandang kamu.. Aku tahu kamu milik orang dan
aku terima dengan hati yang suci, ikhlas kerana aku mahu lihat kamu
bahagia. Dan laksana itu aku menjauhkan diri membawa kata hiba untuk
diri ini. Tiap kali aku memandang bulan purnama yang jauh, itu bagai
kamu pada mata jiwa ku.. aku memandang kamu yang bercahaya gembira di
sana... Dan maha sesungguhnya aku mahu berada di samping kamu bertawa
gembira, bercahaya purnama tapi aku pilih untuk melihat dari jauh demi
bahagia kamu, demi gembira kamu bidadari hati ku..
Kamu.. boleh aku bertanya?
Kenapa airmata ku mengalir tika menitipkan kata monolog jiwa ku ini? Sengsara kah aku? Kamu...
- Muaz Hadi -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar